Gunadarma

Gunadarma

Pertikaian antara kelompok dalam Institusi Kepolisian

Selasa, 08 Juli 2014



Polisi adalah suatu pranata umum sipil yang mengatur tata tertib (orde) dan hukum. Kadangkala pranata ini bersifat militaristis, seperti di Indonesia sebelum Polri dilepas dari ABRI. Polisi dalam lingkungan pengadilan bertugas sebagai penyidik. Dalam tugasnya dia mencari barang bukti, keterangan-keterangan dari berbagai sumber, baik keterangan saksi-saksi maupun keterangan saksi ahli.

Brimob
Brigade Mobil (Brimob) adalah  kesatuan yang dikenal sebagai Korps Baret Biru dalam tubuh Kepolisian Negara Republik indonesia. Brimob merupakan pasukan khusus dalam jajaran institusi Polri, karena memiliki lingkup tugas khusus yaitu menanggulangi situasi darurat, membantu tugas kepolisian kewilayahan dan menangani kejahatan dengan tingkat intensitas tinggi, yang menggunakan senjata api dan bahan peledak, melaksanakan operasi yang membutuhkan aksi yang cepat, situasi pertolongan pada Bencana Alam (SAR), Pertempuran Jarak Dekat (dalam kota), dan sebagainya. Brimob telah banyak melakukan tugas dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.



Sabhara
Dalam kepolisian negara Republik Indonesia kata sabhara disingkat dari Samapta Bhayangkara, yang berarti: Samapta : keadaan siap siaga, siap sedia dan waspada. Bhayangkara : pengawal atau penjaga kerajaan. Jadi, sabhara berarti satuan POLRI yang senantiasa siap siaga untuk menghindari dan mencegah terjadinya ancaman atau bahaya yang merugikan masyarakat dalam upaya mewujudkan ketertiban dan keamanan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sabhara adalah anggota polisi yang bertugas mencegah terjadinya ancaman serta mewujudkan ketertiban dan keamanan dalam Negara Republik Indonesia.


Di bawah ini ada kasus pertikaian antara dua kelompok dalam institusi kepolisian yaitu brimob dan sabhara. Dengan kasus ini diharapkan kita dapat mengambil pelajaran dari kasus dibawah ini agar tidak terulang kembali.
Anggota Komisi III DPR Eva Sundari mengaku tidak terkejut dengan adanya bentrok antara anggota Brimob dan Sabhara di Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya hal ini adalah dampak serius pendidikan yang salah. Hal ini terkait situasi khusus dimana yang bersangkutan dibekali korsa," kata Eva saat dihubungi.
Eva menilai kebanyakan aparat belum bisa mengendalikan psikologinya yang belum matang. Polri pun harus segera mengevaluasi dan menyelidiki kasus ini secepatnya. Penyelesaiannya adalah evaluasi serius. Content pelatihan diubah menjadi ditekankan ke arah analisa, pendidikan intelektual dan jangan fisik jika tetap 6 bulan," imbuhnya.Sebelumnya, puluhan anggota Brimob menyerang markas Sabhara di Semarang, Jawa Tengah hanya karena salah paham. Brimob marah karena ada BlackBerry Messenger (BBM) dari seorang anggota Sabhara yang nadanya menghina.
Ini cuma miskomunikasi sebenarnya. Berkaitan BBM ejekan menyatakan Brimob Srondol digertak mlayu (lari)," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Dwi Piyatno yang turun langsung ke lokasi untuk membubarkan bentrokan. Parahnya lagi, anggota Brimob dan Sabhara yang terlibat bentrok merupakan kawan satu angkatan saat masuk polisi. Akibat aksi anggota Brimob tersebut empat anggota Sabhara luka-luka. Meja dan kursi di kantor Sabhara pun rusak.
Situasi saat-saat pertikaian antar kedua kelompok kepolisian


Keadaan yang memanas, mengharuskan penjagaan aparat keamanan gabungan dalam penjagaan

Kasus diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental juga perlu ditingkatkan lagi di Tubuh Anggota Polri di Negara Indonesia. Seperti halnya kasus diatas,seandainya di tubuh anggota Polri telah tercipta kesehatan mental secara merata kesetiap individu anggotanya kasus tersebut pasti akan dapat dihindari.
Kasus diatas dapat terjadi dikarenakan persoalan seorang Bripda Fahri yang berkomunikasi dengan teman seangkatannya yang juga seorang anggota Brimob melalui jejaring sosial (BBM). Menurut pernyataan diatas Bripda Fahri tersebut mengeluarkan statement yang kurang mengenakkan dikuping temannya seperti menghina kesatuan temannya yang seorang anggota Brimob, hingga terjadi perselisihan diantara mereka yang akhirnya merambat kedalam kesatuan masing-masing bahkan terlebih lagi terjadi saling serang antar sesama Anggota hingga menimbulkan korban luka-luka serta rusaknya fasilitas didalam insiden tersebut. Yang harus diperhatikan dalam kasus ini adalah tanggung jawab mereka untuk mengamankan situasi didalam Negara kita agar menjadi tertib dan harmonis karena itu adalah tanggung jawab dari seorang anggota Polri, tapi bagaimana Negara Indonesia bisa menjadi aman dan nyaman kalau aparat keamanannya sendiri tidak bisa memberikan contoh yang baik bagaimana hidup dengan tertib dan taat hukum bagi warga sipilnya. Kalau dibandingkan warga sipil dengan Aparat Kepolisian, seorang aparat jauh lebih mengetahui tentang hukum dibandingkan warga sipil apalagi didalam tugas seorang kepolisian mereka dituntut untuk lebih berwibawa didepan masyarakat dan juga bijaksana dalam mengambil keputusan karena itu prinsip mereka dalam menjalankan tugasnya sebagai aparat keamanan.
Sedangkan didalam teori Allport mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan perilaku dan pikiran dari orang tersebut. Menurut Allport orang yang sehat secara psikologis kebanyakan termotivasi oleh proses yang disadari; mempunyai perluasan atas rasa tentang diri; berhubungan dengan penuh kasih sayang dengan orang lain; menerima diri mereka apa adanya; mempunyai persepsi realistis mengenai dunia; serta memiliki wawasan, humor, dan filosofi kehidupan yang menyeluruh. Allport mendukung suatu posisi yang proaktif, yaitu penekanan pandangan manusia mempunyai kemampuan yang besar atas kontrol yang sadar mengenai hidup mareka.

STRUKTUR KEPRIBADIAN
Menurut Allport struktur kepribadian terpenting adalah yang dapat dideskripsikan orang tersebut dalam konteks karekteristik individual yang yang disebut sebagai disposisi personal. Struktur kepribadian menjadi 2 yaitu, (1) Disposisi personal adalah struktur neuropsikis umum (khas bagi individu) yang mempunyai kapasitas untuk memberikan respon terhadap banyak stimulus yang berfungsi ekuivalen, serta untuk memulai dan mengarahkan bentuk perilaku adaptif ekspresif yang konsisten (setara). Tiga tahapan diposisi personal adalah disposisi pokok hanya dimiliki oleh beberapa orang dan sangat jelas sehingga tidak dapat disembunyikan, disposisi sentral 5-10 karakter yang membuat seseorang menjadi khas, disposisi sekunder  yang lebih tidak dapat dibedakan namun terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan disposisi sentral. (2) Proprium merujuk pada perilaku dan disposisi personal yang hangat dan sentral untuk hidup kita, dan kita anggap sebagai sesuatu yang khusus kita miliki.

MOTIVASI
Kekuatan dari struktur motivasi dalam kepribadian menurut Allport berbeda dengan yang lain, dimana ia mengatakan bahwa yang paling menunjang dalam motivasi ialah kemampuan kognitif dan perencanaan hidup. Dari dua hal itu, ia mampu membentuk motivasi dalam dirinya karena ia telah memiliki kemampuan kognitif dan perencanaan.

OTONOMI FUNGSIONAL
Otonomi fungsional adalah struktur yang membahas tentang keanekaragaman pribadi. Kenapa ada yang suka membaca? Kenapa ada yang suka Melukis? itulah yang disebut dengan keanekaragaman pribadi yang dibagi dalam dua tingkat otonomi yaitu: Kebiasaan dan Minat. Kebiasaan adalah struktur yang terbentuk dari keterikatan lingkungan kita. Misalnya jika kita tinggal di lingkungan yang banyak pemain bola, maka kita akan ikut juga untuk bermain bola, sedangkan Minat adalah stuktur yang terbentuk dari kesadaran akan target yang kita inginkan.

Berikut adalah konsep kesehatan mental berdasarkan dimensi-dimensi:
Emosi adalah orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan. Mampu mengendalikan diri.
Intelektual adalah dikatakan sehat  secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
Sosial adalah sehat secara sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya.mampu untuk bekerja sama.
Fisik adalah dikatakan sehat bila secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak kekurangan sesuatu apapun.
Spritual adalah sementara orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi ketenangan jiwa dengan id mereka Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran sehingga bisa berpikir rasional.

Kesimpulan
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kita dapat mengendalikan diri, melakukan hal-hal yang tidak membahayakan diri, dapat berpikir secara rasional, mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial dan dapat menjaga kesehatan fisik. Jika itu semua dapat terpenuhi, maka dapat dikatakan sebagai seseorang yang memiliki mental yang sehat. Maka dapat dipastikan pihak yang terkait kasus tersebut belum dapat merealisasikan kesehatan mental yang sehat baik didalam diri individu maupun bagi kesatuan Kepolisian, saran yang dapat diberikan dalam kasus terkait adalah meningkatkan motivasi dalam melatih diri untuk menjadikan pribadi mental yang sehat.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki
Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika