Asal Mula Kehidupan
dibumi
Asal Mula Kehidupan di
Bumi
Kita tentu telah memahami bahwa bumi kita ini dahulu kala
terbentuk dalam keadaan sangat panas dan pijar. Secara perlahan-lahan bumi
mengadakan kondensasi atau menjadi lebih dingin sehingga pada suatu saat
terbentuklah kerak atau kulit bumi. Yang berbentuk cair membentuk samudra atau
hidrosfer, yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut
litosfer. Pada saat ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk
hidup yang beraneka ragam. Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup
itu kita sebut biosfer. Maka pertanyaan yang timbul adalah dari mana dan
kapankah makhluk-makhluk hidup itu datang atau timbul di bumi kita ini?
bagaimana pula ia dapat menjadi begitu banyak dan beraneka ragam? Bahkan
pertanyaan sampai kepada asal-usul manusia, benarkah manusia berasal dari
monyet? Marilah kita kaji bagaimana pandangan ilmu pengetahuan alam atas
masalah tersebut di atas.
a. Kapan mulai ada kehidupan di bumi?
Seperti telah di uraikan , umur dari suatu batuan ditentukan dengan cara analisis perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil luruhannya. Dengan metode tersebut dapat diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang lalu. Dari penelitian berbagai batuan ternyata terdapat batuan yang berumur 3,5 ribu juta tahun yang menunjukan tanda-tanda sisa kehidupan atau fosil. Ini berarti pada saat itu telah ada kehidupan di bumi.
b. Dari mana asal mula kehidupan di bumi?
Ada berbagai pendapat berupa hipotesis ataupun teori untuk menjawab pertanyaan tersebut .
1. Generatio Spontanea
Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya.
Contoh : Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus, cacing timbul dengan sendirinya dari dalam lumpur, dari gudang padi, ternyata munculah tikus.
Faham ini disebut juga abiogenesis makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing. faham ini antara lain dipelopori oleh Aristoteles.
2. Cosmoza
Ada pendapat bahwa makhluk hidup di bumi ini asal usulnya dari luar bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup yang datang itu mungkin berbentuk spora yang aktif jatuh ke bumi lalu berkembang biak. Pendapat atau hipotesis ini terlalu lemah karena tidak didukung oleh fakta-fakta dan juga tidak menjawab asal mula kehidupan itu sendiri.
3. Omne Vivum Ex Ovo
Fransisco Redi (1626-1697) ahli biologi bangsa Italia dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat yang meletakan telurnya dengan sengaja di situ. Dari berbagai percobaannya yang serupa ia memperoleh kesimpulan yang serupa yaitu bahwa asal mula kehidupan itu adalah telur atau omne vivum ex ovo.
a. Kapan mulai ada kehidupan di bumi?
Seperti telah di uraikan , umur dari suatu batuan ditentukan dengan cara analisis perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil luruhannya. Dengan metode tersebut dapat diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang lalu. Dari penelitian berbagai batuan ternyata terdapat batuan yang berumur 3,5 ribu juta tahun yang menunjukan tanda-tanda sisa kehidupan atau fosil. Ini berarti pada saat itu telah ada kehidupan di bumi.
b. Dari mana asal mula kehidupan di bumi?
Ada berbagai pendapat berupa hipotesis ataupun teori untuk menjawab pertanyaan tersebut .
1. Generatio Spontanea
Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya.
Contoh : Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus, cacing timbul dengan sendirinya dari dalam lumpur, dari gudang padi, ternyata munculah tikus.
Faham ini disebut juga abiogenesis makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing. faham ini antara lain dipelopori oleh Aristoteles.
2. Cosmoza
Ada pendapat bahwa makhluk hidup di bumi ini asal usulnya dari luar bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup yang datang itu mungkin berbentuk spora yang aktif jatuh ke bumi lalu berkembang biak. Pendapat atau hipotesis ini terlalu lemah karena tidak didukung oleh fakta-fakta dan juga tidak menjawab asal mula kehidupan itu sendiri.
3. Omne Vivum Ex Ovo
Fransisco Redi (1626-1697) ahli biologi bangsa Italia dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat yang meletakan telurnya dengan sengaja di situ. Dari berbagai percobaannya yang serupa ia memperoleh kesimpulan yang serupa yaitu bahwa asal mula kehidupan itu adalah telur atau omne vivum ex ovo.
4. Omne Ovo Ex Vivo
Lazzaro Spallanzani (1729 - 1799) juga ahli bangsa Italia dengan percobaannya terhadap kaldu, membuktikan bahwa jasad renik atau mikroorganisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncullah teorinya omne ovo ex vivo atau telur itu berasal dari makhluk hidup.
5. Omne Vivum Ex Vivo
Louis Pasteur (1822-1895) sarjana kimia Perancis melanjutkan percobaan Spallanzani dengan percobaan berbagai mikroorganisme. akhirnya ia berkesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya, agar tumbuh kehidupan yang baru atau disebut omne vivum ex vivo. Teori ini disebut juga teori Biogenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu tentu berasal dari yang hidup juga. Dengan teori biogenesis ini maka teori abiogenesis ditinggalkan orang. Akan tetapi dengan demikian asal mula kehidupan mulai kembali menjadi masalah yang belum terungkap, namun hampir semua para ahli sependapat bahwa asal mula kehidupan itu timbul di bumi kita ini, bukan dari angkasa luar.
6. Teori Urey
Harold Urey (1893) seorang ahli kimia dari Amerika Serikat mengemukakan bahwa atmosfer bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas metana (CH4), amoniak (NH3), hidrogen (H2) dan air (H2O). Zat-zat itu merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Diduga karena adanya energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sianr kosmos unsur-unsur itu mengadakan reaksi-reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula terbentuk kira-kira sama dengan keadaan virus yang kita kenal sekarang. Zat itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.
Lazzaro Spallanzani (1729 - 1799) juga ahli bangsa Italia dengan percobaannya terhadap kaldu, membuktikan bahwa jasad renik atau mikroorganisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncullah teorinya omne ovo ex vivo atau telur itu berasal dari makhluk hidup.
5. Omne Vivum Ex Vivo
Louis Pasteur (1822-1895) sarjana kimia Perancis melanjutkan percobaan Spallanzani dengan percobaan berbagai mikroorganisme. akhirnya ia berkesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya, agar tumbuh kehidupan yang baru atau disebut omne vivum ex vivo. Teori ini disebut juga teori Biogenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu tentu berasal dari yang hidup juga. Dengan teori biogenesis ini maka teori abiogenesis ditinggalkan orang. Akan tetapi dengan demikian asal mula kehidupan mulai kembali menjadi masalah yang belum terungkap, namun hampir semua para ahli sependapat bahwa asal mula kehidupan itu timbul di bumi kita ini, bukan dari angkasa luar.
6. Teori Urey
Harold Urey (1893) seorang ahli kimia dari Amerika Serikat mengemukakan bahwa atmosfer bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas metana (CH4), amoniak (NH3), hidrogen (H2) dan air (H2O). Zat-zat itu merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Diduga karena adanya energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sianr kosmos unsur-unsur itu mengadakan reaksi-reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula terbentuk kira-kira sama dengan keadaan virus yang kita kenal sekarang. Zat itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.
Perkembangbiakan
secara Seksual dan Aseksual
Reproduksi Seksual
(Generatif)
Reproduksi biologis atau reproduksi
seksual dalah suatu proses biologis penggunaan seks secara rutin
dimana individu organisme baru diproduksi.
Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang
dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai
hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara
umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan
reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan
sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual.
Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel
satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan
reproduksi aseksual.
Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu,
biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia
normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih
kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih
sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual.
Pada reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua
macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi
percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan
sifat baru.
Pada organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet,
gamet jantan atau spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam
gamet tersebut dapat dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya,
kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet.
Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami.
Peristiwa singami didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu
pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada organiseme sederhana tidak dapat dibedakan gamet
jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah
satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.
Reproduksi Aseksual (
Vegetatif )
Reproduksi Vegetatif adalah cara reproduksi
makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin
jantan dan betina). Reproduksi Vegetatif bisa terjadi secara alami
maupun buatan.
Vegetatif Alami
Vegetatif Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi
tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia.
Pada tumbuhan
· Umbi
batang. Contoh: ubi jalar, kentang
· Umbi
lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih
· Umbi
akar. Contoh: wortel, singkong
· Geragih
atau stolon. Contoh: arbei, stroberi
· Rizoma.
Contoh: lengkuas, jahe
· Tunas.
Contoh: kelapa
· Tunas
adventif. Contoh: cocor bebek
Pada hewan
· Tunas.
Contoh: Hydra, Ubur-ubur, Porifera
· Fragmentasi.
Contoh: Planaria, mawar laut
· Membelah
diri. Contoh: Amoeba
· Parthenogenesis.
Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
Vegetatif Buatan
Vegetatif Buatan adalah reproduksi aseksual yang terjadi
karena bantuan pihak lain seperti manusia.
· Stek
· Cangkok
· Okulasi
· Enten
· Merunduk
· Kloning
Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri
dan sifat yang sama dengan induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk
secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota
dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama.
Reproduksi aseksual
dapat dibagi atas lima jenis, yaitu :
1. Fisi
2. Pembentukan spora
3. Pembentukan tunas
4. Fragmentasi
5. Propagasi vegetatif
2. Pembentukan spora
3. Pembentukan tunas
4. Fragmentasi
5. Propagasi vegetatif
Fisi
Fisi terjadi pada
organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi dua bagian
yang sama.
Contoh : - Pada pembelahan sel bakteri. - Pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon. |
||||||||||||||
2.
|
Pembentukan spora
Dibentuk di dalam
tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan baik, maka
spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora dihasilkan
oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan
kadang-kadang juga dihasilkan oleh bakteri.
|
|||||||||||||
3.
|
Pembentukan tunas
Organisme tertentu
dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan berkembang dan
kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil. Kemudian
tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru.
Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis
Coelenterata).
|
|||||||||||||
4.
|
Fragmentasi
Kadang-kadang satu
organisme patah menjadi dua bagian atau lebih, kemudian setiap bagian akan
tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya. Peristiwa
fragmentasi bergantung pada kemampuan regenerasi yaitu kemampuan memperbaiki
jaringan atau organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi antara lain pada
hewan spons (Porifera), cacing pipih, algae berbentuk benang.
|
|||||||||||||
5.
|
Propagasi vegetatif
Istilah propagasi
vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan berbiji. Pada proses
propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut akan
berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. Propagasi vegetatif alamiah dapat
terjadi dengan menggunakan organ-organ sebagai berikut :
|
|||||||||||||
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis,
Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis adalah
reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui
tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel
yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi
sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase
Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya
terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk
tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis
bahan-bahan inti.
PEMBELAHAN MITOSIS
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah
kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis
terjadi pada sel somatic (sel penyusun tubuh).
Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda –
beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan
pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami
pembelahan sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel
– sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk
menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang
ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel
saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak mampu melakukan
pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu
melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya dalam waktu
beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama
dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam
waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.
Pada sel – sel organisme multiseluler, proses pembelahan
sel memiliki tahap – tahap tertentu yang disebut siklus sel. Sel – sel tubuh
yang aktif melakukan pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap. Siklus sel
tersebut dibedakan menjadi dua fase(tahap ) utama, yaitu interfase dan mitosis.
Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G, ( growth atau gap), fase S
(synthesis), fase G2(growth atau Gap2).
Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu
kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti
yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan
sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil
pembelahan.
1. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda
– beda pada tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses
pembagian materi inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur
kromosom,membran inti, mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada
kariokinesis adalah:
a) Profase
Benang – benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian
setiap kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.
Dinding inti (nucleus)
dan anak inti (nucleolus) menghilang.
Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah
dan bergerak menuju kutub yang berlawanan.
Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk
diantara kedua kutub pembelahan.
b) Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju
ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan
menggantung pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.
c) Anaphase
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan
masing – masing satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan
pasangannya dan menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua
kroatida sampai pada kutub masing – masing.
d) Telofase
Pada telofase terjadi
peristiwa berikut:
1.
Kromatida yang berada jpada kutub
berubah menjasadi benang – benangkromatin kembali.
2.
Terbentuk kembali dinding inti dan
nucleolus membentuk dua inti baru.
3.
Serat – serat gelendong menghilang.
4.
Terjadi pembelahan sitoplasma
(sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah ditengah
bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah
kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
Hasil mitosis:
1. Satu Sel induk yang
diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing diploid.
2.Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2.Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2 Sitokinesis
Selama sitokinesis
berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya
cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel.
Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya
akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk ini
mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan,
sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel.
Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Keterangan:
(a) Sitokinesis pada hewan
(b) Sitokinesis pada tumbuhan
(a) Sitokinesis pada hewan
(b) Sitokinesis pada tumbuhan
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah
reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi
dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan
Meiosis II Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi
tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada
pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis
antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface).
Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat
fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA
MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang dibedakan
|
Mitosis
|
Meiosis
|
Tujuan
|
Untuk pertumbuhan
|
Sifat mempertahan-kan
diploid
|
Hasil pembelahan
|
2 sel anak
|
4 sel anak
|
Sifat sel anak
|
diploid (2n)
|
haploid (n)
|
Tempat terjadinya
|
sel somatis
|
sel gonad
|
Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam
pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan Speatogenesis. Sedangkan pada
tumbahan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.
Geografi Kehidupan
· Penyebaran
Makhluk Hidup
Persebaran Makhluk
Hidup
Faktor-faktor yang menentukan adanya variabilitas geografik makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah sebagai berikut.
1. Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
2. Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
3. Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah lautan dan selat.
Ketiga faktor tersebut dapat kita sebut sebagai faktor geografik. Di samping faktor geografik masih ada faktor genetik, baik variasi yang dihasilkan dari perkawinan maupun mutasi genetik.
Geografi tumbuhan, ternyata merupakan variasi pantai tropik menuju kutub yang sama dengan variasi dari pantai tropik ke puncak gunung, yaitu daerah tropis berhutan lebat, subtropis hutannya agak menipis, dan pada daerah beriklim dingin terdapat padang rumput atau hutan cemara dan pakis, serta daerah dekat kutub terdiri dari taiga kemudian tundra dan lumut. Di kutub tak ada tumbuhan.
Geografi hewan, terbagi enam daerah geografik, sebagai berikut.
1. Eropa dan Asia Utara disebut Palaeartic, dihuni antara lain oleh bison dan rusa rein.
2. Afrika dan Arab disebut Ethiophian, dihuni antara lain oleh gajah Afrika, jerapah dan gorila.
3. Australia dan sekitarnya, dihuni antara lain oleh kangguru, koala, wombat.
4. India sampai Indonesia disebut daerah Oriental, dihuni oleh antara lain harimau, gajah India dan kerbau.
5. Daerah Amerika Utara dan sekitarnya disebut Nearctic, dihuni oleh bison dan semacam rusa rein yang disebut Caribau.
6. Daerah Amerika Selatan disebut Neotropical dihuni antara lain oleh tapir dan monyet Howler.
Faktor-faktor yang menentukan adanya variabilitas geografik makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah sebagai berikut.
1. Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
2. Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
3. Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah lautan dan selat.
Ketiga faktor tersebut dapat kita sebut sebagai faktor geografik. Di samping faktor geografik masih ada faktor genetik, baik variasi yang dihasilkan dari perkawinan maupun mutasi genetik.
Geografi tumbuhan, ternyata merupakan variasi pantai tropik menuju kutub yang sama dengan variasi dari pantai tropik ke puncak gunung, yaitu daerah tropis berhutan lebat, subtropis hutannya agak menipis, dan pada daerah beriklim dingin terdapat padang rumput atau hutan cemara dan pakis, serta daerah dekat kutub terdiri dari taiga kemudian tundra dan lumut. Di kutub tak ada tumbuhan.
Geografi hewan, terbagi enam daerah geografik, sebagai berikut.
1. Eropa dan Asia Utara disebut Palaeartic, dihuni antara lain oleh bison dan rusa rein.
2. Afrika dan Arab disebut Ethiophian, dihuni antara lain oleh gajah Afrika, jerapah dan gorila.
3. Australia dan sekitarnya, dihuni antara lain oleh kangguru, koala, wombat.
4. India sampai Indonesia disebut daerah Oriental, dihuni oleh antara lain harimau, gajah India dan kerbau.
5. Daerah Amerika Utara dan sekitarnya disebut Nearctic, dihuni oleh bison dan semacam rusa rein yang disebut Caribau.
6. Daerah Amerika Selatan disebut Neotropical dihuni antara lain oleh tapir dan monyet Howler.
· Pembagian
Wilayah Berdasarkan Iklim
a) Daerah Tropik
memiliki ciri beriklim panas, matahari
bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu antara Jahuari hingga Desember
sangatlah sedikit, curah hujan sangat tinggi. Terdapat ribuan spesies tumbuhan
yang dapat membenntuk suatu hutan tropik dengan ciri-ciri sebagai berikut :
· Pohon-pohonnya
besar dan tinggi, dapat mencapai 20-40 m
· Cabang
pohon panjang dan banyak, membentuk naungan pohon yang luas
· Di
dalam naungan pohon hidup tumbuhan yang menempel (epifit) yang melakukan
adaptasi dengan lingkungan kering karena hidup dari air dan curah hujan yang
dikandung cabang atau dahan tempat menempel
· Tanah
dibawah naungan hampir tidak pernah mendapatkan sinar matahari. Hal ini
menyebabkan tanaman merambat, menjalar ke atas. Misalnya rotan
· Di
lapisan terbawah, hidup lumut dan rumput sebagai makanan hewan kecil.
Didalam
hutan tropis yang lebat, terdapat beraneka ragam binatang, mulai dari
bakteri pembusuk dalam tanah, burung, kera, sampai harimau dan binatang besar
lainnya. Sedangkan tumbuhan yang hidup dalam tumbuhan ini, memiliki ciri
: berukuran kecil, tumbuh ketika hujan turun, berbunga dan berbiji dalam ukuran
kecil dan tahan lama, tumbuh pada musim penghujan tahun berikutnya.
Ciri lingkungan abiotiknya
: suhu udara pada siang hari sangat tinggi, sekitar 50oC sedangkan pada malam
hari dapat mencapai 0oC. kelembapan udara sangat rendah, penguapan air sangat
tinggi, yang berakibat pada tanahnya yang tandus.
b) Daerah Sub-Tropik
merupakan
iklim sedang. Terdapat 4 musim : musim panas, musim gugur, pusim dingin dan
musim semi. Curah hujannya sepanjang tahun, sekitar
75-100cm/tahun. Karena curah hujan yang sedikit, menyebabkan tumbuhnya
bermacam-macam rumput. Tanahnya banyak mengandung humus, karena daun dan rumput
cepat mati dan membusuk ketika musim gugur.
Ciri Biomanya :
Hutannya merupakan hutan luruh, Gugurnya daun merupakan persiapan datangnya
musim dingin dan bersemi kembali setelah musim dingin selesai. Pada musim
dingin terdapat salju, jumlah tumbuhan jauh lebih sedikit, dan jarak antar
pohon tidak rapat dan tidak ada perdu di bawahnya.
c) Daerah Kutub
Daerah
ini, pada musim panas, matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari. Pada musim
dingin, matahari kurang dari 12 jam sehari. Bioma yang khas di daerah beriklim
dingin adalah hutan taiga yang pohonnya terdisi dari satu spesies
(homogen). Pohon khasnya adalah konifer, dan hewan yang hidup disekitar hutan
taiga seperti moose, beruang hitam, dan marten.
Di belahan utara, terdapat tundra. Daerah ini mendapat
sedikit energi radiasi matahari. perbedaan siang dan malam pada musim panas dan
dingin sangatlah besar. Rumput tumbuh menutupi tanah, tumbuhan berbiji tumbuh
kerdil. Binatang khas daerah ini adalah rendeer, beruang putih, musk
axen.
Sumber
: http://elearning.gunadarma.ac.id
· Pembagian
Wilayah untuk Penyebaran Binatang
Persebaran Hewan di
Dunia
BIOGEOGRAFI
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persebaran
flora dan fauna di permukaan bumi.
PEMBAGIAN DAERAH
BIOGEOGRAFI DI DUNIA
Alfred Russel Wallace pada tahun 1876 membagi wilayah
penyebaran hewan menjadi 6 yaitu:
1. Australia
2. Oriental
3. Ethiopia
4. Neotropika
5. Paleartik
6. Neartik
AUSTRALIA
Meliputi wilayah : Australia, Selandia Baru,Irian, Maluku
dan Pulau-pulau di sekitar daerah Samudera Pasifik.
Jenis hewannya antara
lain, kanguru, trenggiling, koala, kasuari, cendrawasih dankiwi
ORIENTAL
Meliputi wilayah :Indonesia bagian barat, Malaysia, Ceylon,
Kepulauan Formosa, Filipina
Jenis hewannya antara lain: harimau, gajah, orang utan,
badak bercula satu atau dua, antilop ,tapir.
ETHIOPIA
Meliputi wilayah:
Afrika sebelah selatan, Madagaskar, Arabia bagian selatan
Jenis hewannya antara lain: jerapah, zebra, antilop, badak
afrika ,ikan paru-paru ,babon, gorila, simpanse, lemur
NEOTROPIK
Meliputi wilayah: Meksiko bagian selatan, Amerika bagian tengah, Amerika Selatan
Jenis hewannya antara lain:trenggiling (Giant anteater), Menjangan, Babi, Antilop, Kuda, tapir
Meliputi wilayah: Meksiko bagian selatan, Amerika bagian tengah, Amerika Selatan
Jenis hewannya antara lain:trenggiling (Giant anteater), Menjangan, Babi, Antilop, Kuda, tapir
PALEARTIK
Meliputi wilayah: Eurasia, Himalaya, Persia, Afganistan, Afrika, Inggris ,Jepang
Meliputi wilayah: Eurasia, Himalaya, Persia, Afganistan, Afrika, Inggris ,Jepang
Jenis hewannya antara
lain: tikus air, Bison ,Kucing kutub.
NEARTIK
Meliputi wilayah : Amerika Utara, Greenland
Meliputi wilayah : Amerika Utara, Greenland
Jenis hewannya antara lain: Kalkun, mocking bird,
Salamander, Bison, Caribau , muscox
Evolusi
Evolusi ialah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit
dan memakan waktu yang lama.
Dikenal 2 macam
evolusi:
1. Evolusi progresif
:
evolusi meonju pada kemungkinan dapat bertahan hidup (survive).
2. Evolusi regresif (retrogreslf)
:
evolusi menuju pada kemungkinan menjadi punah.
Teori evolusi
merupakan perpaduan antara ide (gagasan) den fakta (kenyataan). Yang dianggap
sebagai pencetus ide evolusi ialah Charles Darwin (1809-1892) yang
menerbitkan buku mengenai asal mula spesies pada tahun 1859, dengan judul “On
the ofiginof species by means of natural selection” atau “The preservation of
favored races in the struggle for life”.
Alfred Wallace
(1823-1913) secara terpisah mengembangkan pemikirannya dan menghasilkan
konsepsi yang sama dengan pendapat Charles Darwin.
Joseph Hooker, teman
Charles Darwin menggabungkan tulisan Alfred Wallace den Charles Darwin. Judul
kedua tulisan tersebut menjadi “On the tendency of species to from vafieties
and on the perpetuation of vafieties and species by natural means of
selection”.
Yang dianggap
mengilhami Charles Darwin dengan gagasan evolusinya adalah
1. Jean Baptiste
Lamarck (ahli biologi Perancis, 1744-1829).
Yang idenya mengenai evolusi dituangkan dalam bukunya “Philosophic Zoologique”.
Inti isi buku
tersebut :
1.1. Alam
sekitar/lingkungan (environment) mempunyai pengaruh pada
ciri-ciri/sifat-sifat yang diwariskan. 1.2. Ciri-ciri/sifat-sifat yang didapat (auquired characters) akan diwariskan kepada keturunannya. 1.3. Organ yang digunakan akan berkembang, sedan” yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran.
2. Sir Charles Lyell
(ahli geologi Inggris, 1797-1875).
Yang menerbitkan buku mengenai prinsip-prinsip geologi “Principles of Geology” (1830) menyatakan bahwa batuan, pulau-pulau dan benua selalu mengalami perubahan.
3. Thomas Robert
Mathus (ahli ekonomi den kependudukan Inggris).
Pro dan kontra
tentang berbagai pendapat tentang masalah evolusi
1. Lamarck vs
Weismann :
Weismann (biologiawan Jerman 1834-1912) menentang pendapat Lamarck mengenai diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh.
Percobaannya : Dia
mengawinkan 2 ekor tikus yang dipotong ekornya ternyata keturunannya tetap
berekor panjang. Keadaan ini tetap berlangsung meskipun dilakukan sampai 20
generasi.
2. Lamarck vs Darwin : Mereka berbeda pendapat mengenai “munculnya” jerapah berleher panjang.
Menurut Lamarck :
semula jerapah berleher pendek karena makanan yang berupa daun makin
berkurang maka dari generasi ke generasi leher jerapah semakin panjang untuk
menjangkau daun yang semakin tinggi letaknya.
Menurut Darwin :
dalam populasi jerapah ada yang berleher panjang dan berleher pendek. Dalam
kompetisi mendapatkan makanan jerapah berleher panjang tetap bertahan hidup
jerapah berleher pendek lenyap secara perlahan-lahan.
3. Spesiasi atau
terjadinya spesies baru:
Ada pendapat spesies baru bisa terjadi dari spesies yang sudah ada karena interaksi antara faktor luar dan faktor dalam. Mekanismenya dapat dijelaskan dengan rumus :
F = G + L,
F = fenotip,
G = genotip, L = lingkungan
maka bila F1 Þ F2 Þ
F3 Þ F4 Þ F5 Þ ………….. F12, dimana F12 mungkin sudah jauh berbeda dengan F1
sehingga F12 dapat dinyatakan sebagai spesies baru
Untuk dapat memahami
masalah evolusi, perlu dipahami pengertian-pengertian berikut :
A. Pengertian Spesies
Populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies. Variasi atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.
B. lsolasi Reproduksi
Barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pemisahan dua populasi (allopatric) keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatrik).
C. Macam-macam Isolasi
Intrinsik
1. Mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan: 1.1. Isolasi ekogeografi 1.2. Isolasi habitat 1.3. Isolasi iklim/musim 1.4. Isolasi perilaku 1.5. Isolasi mekanik
2. Mekanisme yang
mencegah terjadinya hibrida:
2.1. Isolasi gamet 2.2. Isolasi perkembangan 2.3. Ketidakmampuan hidup suatu hibrida
3. Mekanisme yang
mencegah kelangsungan hibrida:
3.1. Kemandulan betina 3.2. Eliminasi hibrida yang bersifat selektif
D. Spesiasi Sebagai
Akibat Adanya Poliploid
Contoh : pada tanaman bunga Oenothera lamarckiana yang mempunyai 14 kromosom, karena adanya peristiwa gagal berpisah (non- disjungtion) terjadi keturunan dengan 28 kromosom yang kemudian diberi nama Oenothera gigas.
Kedua Oenothera
tersebut dibedakan spesiesnya oleh karena
pada persilangan antara keduanya akan menghasilkan keturunan yang triploid dan kemudian ternyata steril.
E. Radiasi Adaptif
Contoh klasik radiasi adaptif adalah variasi dari burung finch di kepulauan Gallapagos, perbedaannya pada besar dan bentuk paruh, kebiasaan makan dan pada kelakuan yang lain.
F. Divergensi,
Kepunaban, Konvergensi
Peristiwa radiasi adaptif merupakan peristiwa dimana dari satu spesies timbul dua atau beberapa spesies.
Kalau dibuat garis
keturunannya maka terlihat adanya garis-garis yang menyebar (divergen) oleh
sebab itu peristiwa ini disebut divergensi.
Banyak sebab-sebab kepunahan, antara lain karena perubahan alam sekitar yang begitu cepat yang tidak dapat diikuti dengan adaptasi/ re-adaptasi makhluk hidup tersebut, juga sebab-sebab biologik, seperti adanya peristiwa kompetisi antara organisme yang mempunyai kebutuhan sama.
Konvergensi adalah
peristiwa dimana dua makhluk atau lebih menghuni tempat hidup yang sama,
tetapi makhluk tersebut memiliki asal-usul yang berbeda, hubungan yang jauh
tetapi kemudian karena berada dalam tempat yang sama mempunyai organ-organ
yang fungsinya serupa.
Petunjuk – Petunjuk
Adanya Evolusi
1. Anatomi
Perbandingan
Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada pelbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Homologi
alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau diteliti mempunyai bentuk dasar sama.
b. Analogi
alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.
2. Embriolog
Perbandingan
Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot Þ blastula Þ gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat tubuh.
Ernest Haeckel,
mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa dengan
peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi.
Cotoh: adanya
rekapitulasi adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang dimulai
dengan perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio
amfibi, selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil.
3. Perbandingan
Fisiologi
Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari mikroorganisme sampai manusia, misalnya : • kemiripan dalam kegiatan pernafasan. • pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme.
4. Petunjuk-petunjuk
Secara Biokimia
Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi. Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut digunakan untuk menentukan jauh-dekatnya hubungan antara organisme yang satu dengan yang lainnya. 5. Petunjuk-petunjuk Peristiwa Domestikasi Menguhah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi. Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.
6. Petunjuk-petunjuk
dari alat tubuh yang tersisa
Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah tidak berguna namun ternyata masih dijumpai. Contoh : Pada manusia : • selaput mata pada sudut mata sebelah dalam • tulang ekor • gigi taring yang runcing
7. Petunjuk-petunjuk
Paleontologi
Telah diketabui bahwa fosil dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi. Contoh : Urutan fosil kuda: dari Eohippus (kuda zaman Eosin) Þ Mesohippus Þ Merychippus Þ Pliohippus Þ Equas (kuda zaman sekarang).
A. Pendapat Teilhard
de Chardin mengenai proses evolusi
Proses evolusi dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Geosfer:
Tahap ini adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama menyangkut perubahan tata surya.
2. fahap Biosfer:
Kalau ada tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya “loncatan” dari materi tak hidup menjadi “materi” hidup, maka pada tahap biosfer yang dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya manusia.
3. Tahap Nesosfer:
Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk, hidup dalam hal ini manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang semakin mantap.
B. Penetapan Umur
Fosil
Penetapan umur fosil dapat dilakukan 2 cara: • Cara tidak langsung : yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan bumi tempat fosil ditemukan. • Cara langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil itu sendiri.
Beberapa contoh
penetapan umur fosil :
1. Berdasarkan peristiwa laju erosi 2. Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi 3. Kandungan garam 4. Penentuan umur dengan zat radioaktif
C. Evolusi Manusia
Fosil subhuman tertua adalah Australophitecus, wujudnya lebih menyerupai kera daripada manusia, kemudian muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus yang hidup pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai manusia daripada kera, volume otaknya ± 1000 cc, sedang pada gorilla ± 600 cc dan pada manusia modern ± 1500 cc, subhuman yang lain adalah Homo neanderthalensis, makhluk ini hidup pada pertengahan akhir Pleistocene, ± 500.000 sampai 50.000 tahun yang lalu, orang beranggapan bahwa makhluk ini manusia primitif yang pertama. Secara tepat takdapat diketahui kapan manusia modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua adalah tengkorak Swanscombe yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih tua lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu makhluk ini pun diduga berasal dari Pithecarthropus. Maunusia modern yang mengganti kan Homo neanderthalensis adalah manusia Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu. |
0 komentar:
Posting Komentar